Minggu, 02 Juli 2017

psikologi pendidikan resume 3


Pedagogi dan Andragogi
Lingkup Aplikasi dan Isu-isu Andragogi

1.      Lingkup Aplikasi
Andragogi berlaku bagi segala bentuk pembelajaran orang dewasa dan telah digunakan secara luas dalam rancangan program pelatihan organisasi, khususnya untuk domain keterampilan lunak (soft skill), seperti pengembangan manajemen. Aplikasi andragogi berlaku di ruang-ruang kursus, pelatihan, pembekalan, pembimbingan khusus, bimbingan professional, pemberantasan buta aksara, keaksaraan fungsional, dan lain-lain. Knowles (1984) memberikan contoh penerapan prinsip-prinsip andragogi dengan desain pelatihan seperti berikut ini.
a.       Ada kebutuhan untuk menjelaskan mengapa hal-hal tertentu yang diajarkan, misalnya, perintah tertentu, fungsi, operasi, dll.
b.      Pengajaran harus berorientasi pada tugas yang bermakna, bukan menghafal.
c.       Pengajaran harus mempertimbangkan berbagai latar belakang yang berbeda dari peserta didik, bahan belajar dan kegiatan harus memungkinkan berbagai tingkat atau jenis pengalaman sebelumnya.
d.      Karena orang dewasa cenderung mandiri, pengajaran harus memungkinkan pembelajar menemukan hal-hal untuk diri mereka sendiri, memberikan bimbingan dan bantuan ketika ada kesalahan yang dibuat.
Asumsi-asumsi Knowles bagi pembelajaran orang dewasa:
a.       Kebutuhan untuk tahu.
b.      Konsep diri.
c.       Peran pengalaman belajar.
d.      Kesiapan untuk belajar.
e.       Orientasi belajar.

Lima Isu
Model andragogis menegaskan lima isu akan dipertimbangkan dan dibahas dalam pembelajaran formal. Lima isu itu adalah:
1.      Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk tahu mengapa ada sesuatu yang penting untuk dipelajari.
2.      Menunjukkan kepada peserta didik bagaimana mengarahkan diri mereka sendiri melalui informasi yang tersedia.
3.      Topik kegiatan belajar terkait pengalaman peserta didik.
4.      Manusia tidak akan belajar sampai mereka siap dan termotivasi untuk belajar.
5.      Diperlukan upaya membantu mereka mengatasi hambatan, perilaku, dan keyakinan tentang belajar.

2.      Pergeseran Konsepsi
                  Di era informasi ini implikasi pergeseran konsepsi pembelajaran berpusat pada guru ke berpusat pada siswa merupakan fenomena pendidikan yang mengejutkan. Kata “berpusat’ dalam kerangka “berpusat pada guru” atau “berpusat pada guru” atau “berpusat pada siswa” mestinya dipahami sebagai mana yang dominan pada situasi bagaimana dan untuk tujuan apa.

3.      Antonim Pendagogi
Andragogi adalah antonim atau kata yang berlawanan makna dengan pedagogi. Andragogi adalah teori yang menjelaskan metode spesifik yang harus digunakan dalam pendidikan orang dewasa.

Perbedaan antara Pedagogi dan Andragogi

Andragogi
Pedagogi
Pembelajar disebut “peserta didik” atau “warga belajar”.
Pembelajar disebut “siswa” atau “anak didik”.
Gaya belajar independen.
Gaya belajar dependen.
Tujuan fleksibel.
Tujuan ditentukan sebelumnya.
Diasumsikan bahwa peserta didik memiliki pengalaman untuk berkontribusi.
Diasumsikan bahwa siswa tidak berpengalaman dan/atau kurang informasi.
Menggunakan metode pelatihan aktif.
Metode pelatihan pasif, seperti metode kuliah/ceramah.
Pembelajar memengaruhi waktu dan kecepatan.
Guru mengontrol waktu dan kecepatan.
Keterlibatan atau kontribusi peserta sangat penting.
Peserta berkontribusi sedikit pengalaman.
Belajar terpusat pada masalah kehidupan nyata.
Belajar terpusat pada isi atau pengetahuan teoritis.
Peserta dianggap sebagai sumber daya utama untuk ide-ide dan contoh.
Guru sebagai sumber utama yang memberikan ide-ide dan contoh.
                                   
                                    Malcom S. Knowles secara lebih rinci menyajikan asumsi dan proses pedagogi untuk dibedakan dengan andragogi. Asumsi dan proses dimaksud disajikan berikut ini.

Asumsi Pedagogi
Asumsi Andragogi
1.      Konsep diri
Ketergantungan.
Peningkatan arah-diri atau kemandirian.
2.      Pengalaman
Berharga kecil
Pelajar merupakan sumber daya yang kaya untuk belajar.
3.      Kesiapan
Tugas perkembangan: tekanan sosial.
Tugas perkembangan: peran sosial.
4.      Perspektif waktu
Aplikasi ditunda.
Kecepatan aplikasi.
5.      Orientasi untuk belajar
Berpusat pada substansi mata pelajaran.
Berpusat pada masalah.
6.      Iklim belajar
Berorientasi otoritas, resmi, dan kompetitif.
Mutualitas/pemberian pertolongan, rasa hormat, kolaborasi, dan informal.
7.      Perencanaan
Oleh guru.
Reksa (mutual) diagnosis diri.
8.      Perumusan tujuan
Oleh guru.
Reksa negosiasi.
9.      Desain
Logika materi pelajaran, unit konten.
Diurutkan dalam hal kesiapan unit masalah.
10.  Kegiatan
Teknik pelayanan.
Teknik pengalaman (penyelidikan).
11.  Evaluasi
Oleh guru.
Reksa diagnosis kebutuhan dan reksa program pengukuran.



psikologi pendidikan resume 2

 PELAJAR YANG TIDAK BIASA

Siapakah anak yang menderita ketidakmampuan itu?
Kurang lebih 11 persen anak dari usia enam sampai tujuh belas tahun di AS mendapatkan pendidikan atau pelayanan khusus. Dahulu istilah “ketidakmampuan personal yang membatasi pelaksanaan fungsi seseorang (disability)” dan “kondisi yang dinisbahkan pada orang yang menderita ketidakmampuan (handicap)” dapat dipakai bersama-sama, namun dari kedua istilah ini harus dibedakan.
Para pendidik mulai lebih sering menggunakan istilah “children with disabilities” (anak yang menderita ketidakmampuan) dari pada “disabled children” (anak cacat). Ini semua memiliki tujuan agar lebih memberi penekanan pada anak, melainkan bukan kepada cacat atau ketidakmampuannya. Anak-anak yang menderita cacat/ketidakmampuan sekarang tidak bisa lagi disebut dengan ”handicapped” walaupun istilah dari handicapping condition masih digunakan untuk menjelaskan hambatan belajar maupun fungsi dari orang yang mengalami ketidakmampuan itu sendiri. 
Seperti anak yang menggunakan kursi roda memiliki akses yang terbatas untuk ke suatu tempat yang ingin dia tuju lain halnya anak yang tidak menggunakan kursi roda, maka ini disebut juga dengan handicapping condition. Berikut pengelompokan ketidakmampuan dan gangguan (disorder) sebagai berikut: gangguan organ indra (sensory), gangguan fisik, retardasi mental, gangguan bicara dan bahasa, gangguan belajar (learning disorder), attention defict hyperactivity disorder, dan gangguan emosional dan perilaku.

GANGGUAN INDRA 

Gangguan imdra mencakup segala aspekseperti penglihatan dan pendengaran.
Gangguan penglihatan. Beberapa dari murid mengalami problem penglihatan yang masih belum diperbaiki. Jika kita melihat murid sering memicingkan mata, membaca buku dengan jarak yang dekat, sering menggosok-gosok mata, dan sering mengeluh tentang penglihatanya yang kaburatau suram, maka anjurkan kepada mereka untuk memeriksakan diri. Kebanyakan dari mereka akan diminta untuk menggunakan kaca mata, tapi ada beberapa murid yang mengalami gangguan visual serius dan dikategorikanmengalami kerusakan penglihatan ini termasuk murid yang menderita low vision dan murid buta.
Anak yang menderita low vision memiliki jarak pandang antara 20/70 dan 20/200 (pada skala snellen di mana angka normalnya 20/20) apabila di bantu oleh lensa korektif. Anak yang mengalami low vision dapat membaca buku dengan huruf yang besar-besar atau dibantu dengan menggunakan kaca pembesar. Anak yang mengalami buta secara edukasional (educationally blind) tidak bisa menggunakan penglihatan mereka untuk belajar dan harus menggunakan pendengaran dan sentuhan untukbelaja, kira-kira 1 dari 3.000 anak tergolong educationally blind. Hampir setengah dari anak jenis ini.



Dilahirkan dalam keadaan buta dan sepertiganya mengalami kebutaan pada tahun-tahun awal kehidupan mereka,banyak anak buta ini punya kecerdasan normal dan berprestasi dalam bidang akademik apabila mendapatkan dukungan dan bantuan belajar yang tepat. Namun, multiple disabilities sering kali bukan hal yang aneh dalam diri murid yang tergolong educationally blind. Murid yang menderita bermacam-macam ketidakmampuan ini sering kali membutuhkan berbagai jenis bantuan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan mereka sendiri.
Salah satu tugas yang penting untuk dilakukan dalam mengajar mereka yang menderita gangguan atau kerusakan penglihatan ini adalah menentukan modalitas.
Gangguan pendengaran. Gangguan pendegaran dapat menyulitkan proses belajar anak. Anak yang tuli saat masih anak-anak biasanya lemah dalam kemampuan berbicara dan bahasanya. Dalam kelas ada anak seperti ini yang belum terdeteksi, jika melihat anak yang menempelkan telinganya ke speaker, dan juga sering meminta ulang apa yang dikatakan sebaiknya dianjurkan untuk memeriksakan dirinya.
Banyak anak yang memiliki masalah dalam pendengaranya mendapatkan pengajaran lebih yang dilakukan diluar kelas, pendekatan pendidikan yang tepat untuk anak seperti ini adalah pendekatan oral dan pendekatan manual.

psikologi pendidikan resume 1


Bimbingan dan Konseling Sekolah
           
 Terkait dengan program pemberian layanan bantuan kepada siswa dalam upaya mencapai perkembangan yang optimal, melalui interaksi yang sehat dengan lingkungan.

Pengertian Bimbingan dan Konseling

Bimbingan 
merupakan suatu upaya pemberian bantuan kepada peserta didik dalam mencapai perkembangan yang optimal yaitu perkembangan yang sesuai dengan potensi dan sistem nilai tentang kehidupan yang baik dan benar.

Konseling 
merupakan layanan utama bimbingan dalam upaya membantu individu agar mampu mengembangkan diri dan mengatasi masalah melalui hubungan tatap muka atau melalui media, baik secara perorangan maupun kelompok.

Ragam bimbingan menurut masalah

Bimbingan Akademik
            
Diarahkan untuk membantu individu dalam menghadapi dan memecahkan masalah akademik:

·        Pengenalan kurikulum

·        Pemilihan jurusan

·        Cara belajar

·        Penyelesaian tugas dan latihan

·        Pencarian dan penggunaan sumber belajar

Bimbingan Sosial Pribadi
           
 Membantu siswa memecahkan masalah sosial pribadiL

·         Hubungan sesama teman

·         Hubungan dengan guru dan staf

·         Pemahaman sifat

·         Penyesuaian dengan lingkungan pendidikan dan masyarakat

·         Penyelesaian konflik
 
Bimbingan Karir
            
Membantu individu dalam perencanaan, pengembangan, dan pemecahan masalah karir:

·         Pemahaman terhadap jabatan, tugas kerja

·         Pemahaman kondisi dan kemampuan diri

·         Pemahaman kondisi lingkungan

·         Perencanaan dan pengembangan karir

·         Penyesuaian pekerjaan

·         Pemecahan masalah karir yang dihadapi

Tujuan Bimbingan


·         Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir, kehidupan masa yang akan  datang.

·         Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimiliki seoptimal mungkin.

·         Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan.

·         Mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan, masyarakat maupun lingkungan kerja.

Fungsi Bimbingan

·         Pemahaman, membantu siswa memahami potensi yang dimilikinya.

·         Preventif, mengantisipasi masalah dan berusaha mencegahnya.

·         Pengembangan, berupaya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif.

·         Perbaikan (penyembuhan), membantu siswa yang telah memiliki masalah.

·         Penyaluran, membantu siswa memilih kegiatan pemantapan penguasaan karir.

·         Adaptasi, memilih metode pendidikan sesuai dengan kemampuan individu.

·         Penyesuaian, membantu siswa menyesuaikan diri dengan program pendidikan.
 
Prinsip – prinsip Bimbingan

·         Bimbingan diperuntukkan bagi semua individu baik bermasalah maupun tidak.

·         Bimbingan bersifat individualisasi yang memandang setiap individu itu unik.

·         Bimbingan menekankan hal yang positif yang membangun pandangan yang positif terhadap diri sendiri.

·         Bimbingan merupakan usaha bersama di mana konselor, guru-guru dan kepala sekolah saling bekerja sama.

·         Pengambilan keputusan merupakan hal yang esensial dalam bimbingan.

·         Bimbingan berlangsung dalam berbagai setting (adegan) kehidupan di mana bimbingan tidak hanya dapat berlangsung di sekolah.

Jenis Layanan Bimbingan

·         Pelayanan pengumpulan data tentang siswa dan lingkungannya sebagai usaha untuk mengetahui diri individu seluas-luasnya dan latar belakang lingkungannya.

·         Penyajian informasi yang menyajikan informasi mengenai berbagai aspek kehidupan yang diperlukan individu. Orientasi/Orientation (cara belajar, pergaulan., Artikulasi/Articulation – khusus untuk calon siswa0, dll.

·         Konseling merupakan layanan terpenting dalam program bimbingan yang memfasilitasi individu memperoleh bantuan pribadi secara langsung.

·         Penempatan (Placement) dan tindak lanjut (Follow-up – khusus untuk alumni): pilihan kegiatan ekstrakurikuler, pilihan program studi, pilihan sekolah lanjutan, tindak lanjut, dll.

·         Konsultasi

·         Penilaian dan penelitian

Minggu, 09 April 2017

Laporan Hasil Observasi Kelompok 3 Mata Kuliah Psikologi Pendidikan

Laporan Hasil Observasi Kelompok 3 Mata Kuliah Psikologi Pendidikan




Topik : Peran Teknologi Dikalangan Siswa Kelas X
Judul : Peran Teknologi Bagi Pendidikan Siswa Kelas X SMA Negeri 3 Medan

BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Pendidikan merupakan sesuatu yang sudah dianggap multak bagi semua orang. Pendidikan menjadi suatu dasar bagi tumbuhnya karakter seseorang kedepannya. Dewasa ini, pengunaan buku sebagai media pendidikan sudahlah tidak banyak lagi ditemukan. Banyak orang lebih menyukai media elektronik karena dianggap lebih mudah dan praktis dalam menyajikan informasi.
Penggunaan Sistem Teknolgi dan Informasi dewasa ini sangatlah meningkat. Teknologi itu sendiri merupakan sesuatu yang tidak asing lagi dan banyak berperan di dalam kehidupan sehari-hari.  Teknologi merupakan suatu hal yang berkembang dan akan terus berkembang. Tak dapat dipungkiri bahwasannya penggunaan teknologi ini sampai ke ranah pendidikan. Inovasi-inovasi baru juga telah ditemukan dan sangat berperan penting. Contoh dari pengembangan teknologi yang dapat dipergunakan di dunia pendidikan adalah media internet dan penggunaan proyektor LCD. Internet merupakan salah satu media pembelajaran yang penting bagi siswa-siswa jaman sekarang. Internet menyediakan informasi yang tidak terbatas untuk dapat dipelajari. Sistem e-learning juga dewasa ini sering digunakan. Dengan dukungan media internet, para guru lebih senang membagikan soal-soal melalui media ini. Selain itu, para peserta didik juga dapat mengakses buku online atau e-book tanpa harus membeli buku secara langsung. Selain itu, peran proyektor di dalam kelas di sekolah sudah mulai diterapkan pada beberapa sekolah-sekolah. Dengan adanya proyektor ini, proses belajar mengajar diharapkan dapat berjalan dengan lancar.
1.2 Landasan Teori
1.2.1 Revolusi Teknologi
Murid-murid dewasa ini tumbuh di dunia yang jauh berbeda dengan di masa ketika orang tua dan kakek mereka masih menjadi murid. Jika murid ingin siap kerja, teknologi harus menjadi bagian integral dari sekolah dan pelajaran di kelas. Revolusi teknologi adalah bagian dari masyarakat informasi dimana kita kini hidup.
Teknologi dalam pendidikan merupakan hal yang penting dalam pendidikan. Disaat sekarang ini teknologi merupakan sarana/alat yang baik untuk memotivasi murid dan membimbing pembelajaran mereka, dan guna mempermudah mereka dalam memperluas ilmu pengetahuan. Seperti: internet, web (world wide web), website, e-mail, dan sebagainya.
1.2.2 Internet
Internet adalah inti dari komunikasi melalui komputer. Sistem internet berisi ribuan jaringan komputer yang ada di seluruh dunia, menyediakan informasi yang tak terhingga yang dapat diakses oleh murid. Dalam banyak kasus, internet mengandung informasi yang lebih baru daripada buku teks. Pada tahun 2000, 98% sekolah di Amerika sudah terhubung dengan internet. World Wide Web (WWW) adalah sistem pengambilan informasi hypermedia yang menghubungkan berbagai materi internet. Semuanya dapat dilakukan dengan meng-klik gambar yang terdapat dalam layar monitor.
Website adalah lokasi individu atau organisasi di internet. Website menampilkan informasi yang dimasukkan oleh suatu organisasi ataupun individu.
Email (electronic mail) adalah bagian penting dari teknologi itu sendiri. Pesan dapat dikirim dan diterima dari individu atau dari banyak individu sekaligus.
1.2.3 E-Learning
Sistem pembelajaran elektronik atau e-pembelajaran (Inggris: Electronic learning disingkat E-learning) dapat didefinisikan sebagai sebuah bentuk teknologi informasi yang diterapkan di bidang pendidikan berupa website yang dapat diakses di mana saja. E-learning merupakan dasar dan konsekuensi logis dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Dengan e-learning, peserta ajar (learner atau murid) tidak perlu duduk dengan manis di ruang kelas untuk menyimak setiap ucapan dari seorang guru secara langsung. E-learning juga dapat mempersingkat jadwal target waktu pembelajaran, dan tentu saja menghemat biaya yang harus dikeluarkan oleh sebuah program studi atau program pendidikan.
1.2.4 Proyektor
Proyektor LCD merupakan salah satu jenis proyektor yang digunakan untuk menampilkan video, gambar, atau data dari komputer pada sebuah layar atau sesuatu dengan permukaan datar seperti tembok, dsb. Proyektor jenis ini merupakan jenis yang lebih modern dan merupakan teknologi yang dikembangkan dari jenis sebelumnya dengan fungsi sama yaitu Overhead Projector (OHP) karena pada OHP datanya masih berupa tulisan pada kertas bening.
Proyektor LCD biasanya digunakan untuk menampilkan gambar pada presentasi atau perkuliahan, tetapi juga bisa digunakan sebagai aplikasi home theater.
1.2.5 Standar untuk Murid yang “Melek Teknologi”
Internasional Society for Technology in Education (2002) bekerja sama dengan US Departement of Education, telah mengembangkan standar untuk murid guna mencapai level grade yang berbeda. Karena kami mengambil data siswa-siswi kelas 10, berikut strateginya.
Grade 9 sampai 12
ü  Identifikasi kapabilitas dan keterbatasan dari teknologi kontemporer dan nilailah potensi sistem dan layanan ini untuk memenuhi kebutuhan personal dan pekerjaan
ü  Gunakan sumber daya teknologi untuk mengelola dan menomunikasikan informasi porsonal dan profesional (seperti keuangan, jadwal, alamat, pembelian, dan korespondensi)
ü  Gunakan informasi online secara rutin untuk memenuh kebutuhan riset, publikasi, komunikasi dan produktivitas
ü  Pilih dan aplikasikan alat teknologi untuk riset, analisis informasi, dan pemecahan problem dalam pembelajaran materi
1.3 Tujuan
1. Mengetahui bagaimana perkembangan teknologi pada dunia pendidikan
2. Mengetahui apakah teknologi merupakan media pembelajaran yang tepat guna
3. Mengetahui apakah penggunaan internet, proyektor dan e-learning sudah tepat tujuan sehingga pembelajaran menjadi efisien
1.4 Alat dan Bahan
1. Angket (kuisioner)
2. Kamera
3. Alat tulis
4. Laptop
5. Reward

1.5 Subjek Penelitian dan Lokasi Penelitian
Subjek : Siswa-siswi kelas X MIA-10 SMA Negeri 3 Medan
Lokasi : Jl. Budi Kemasyarakatan No.3, Pulo Brayan Kota, Medan Bar., Kota Medan, Sumatera Utara 20238, Indonesia

1.6 Analisis Data
Metode yang kami gunakan dalam menyelesaikan proyek pendidikan terhadap teknologi dan media pembelajaran adalah sebagaiberikut:
1. Metode Survey
Metode pertama yang kami gunakan adalah dengan membagikan angket kepada 40 subjek kami yang keseluruhannya merupakan siswa-siswi kelas X MIA-10.

2. Observasi
Selain memeberikan angket, kami juga mengobservasi kegiatan belajar-mengajar di kelas X MIA-10 tersebut.

1.6.1 Kalkulasi Biaya
1.      Reward (4 kotak pulpen)           = Rp 40.000,-
2.      Fotokopi angket                         = Rp 2.000,-
3.      Transportasi                                = Rp 0,-
Total                                                   = Rp 42.000,-


BAB II
Pelaksanaan

Sekolah yang menjadi tempat pengambilan data kami adalah SMA Negeri 3 Medan yang terletak pada Jalan Budi Kemasyarakatan No.3, Medan. Berikut merupakan susunan pelaksanaan kegiatan kami dari pertama kali memutuskan topik proyek, sampai dengan pelaksanaannya selesai

No.
Kegiatan
Tanggal
1.
Permohonan surat izin dari fakultas
15 Maret 2017
2.
Diskusi perencanaan kegiatan dan penentuan metode yang digunakan
20 Maret 2017
3.
Pemilihan topik dan penentuan judul
20 Maret 2017
4.
Pembuatan angket
26 Maret 2017
5.
Pengajuan surat permohonan ke Sekolah SMA Negeri 3 Medan
27 Maret 2017
6.
Fotokopi angket
27 Maret 2017
7.
Pembagian angket di kelas SMA Negeri 3 Medan
29 Maret 2017
8.
Pembagian reward
29 Maret 2017
9.
Evaluasi
7 April 2012
10.
Perhitungan angket
7 April 2017
11.
Posting blog
9 April 2017


BAB III
Hasil Proyek

Dalam proyek ini, kami merencanakan untuk membagi angket kami ke 40 subjek di kelas  X MIA-10. Jadi 40 hasil dari survey inilah yang akan kami teliti lebih lanjut. Adapun hasil dari respon dan juga pertanyaan-pertanyaan dari kelompok kami akan kami sajikan dalam tabel berikut:
No
Pernyataan
TS
S
SS
1
Sekolah saya telah memiliki fasilitas teknologi yang memadai
32%
55%
13%
2
Saya memiliki akses yang cukup untuk menggunakan internet
42,5%
50%
7.5%
3
Saya lebih senang belajar menggunakan proyektor
12,5%
52,5%
35%
4
Saya merasa pembelajaran menggunakan proyektor sangat berguna
7.5%
67.5%
25%
5
Saya menggunakan internet untuk membantu saya mengerjakan tugas
0%
62.5%
37,5%
6
Dengan adanya internet proses pembelajaran lebih mudah dan efisien
5%
57.5%
37.5%
7
Internet memberikan banyak dampak positif untuk saya

10%
42.5%
47.5%
8
Sejak menggunakan internet saya semakin senang untuk belajar
17.5%
60%
22.5%
9
Menurut saya internet merupakan salah satu bagian terpenting dalam meningkatkan proses belajar
12.5%
50%
37.5%
10
Dengan adanya metode pembelajaran e-learning dapat mempermudah saya dalam proses belajar
0%
70%
30%
11
Saya merasa dengan menggunakan proyektor saya lebih termotivasi, lebih menarik perhatian dan minat belajar
7.5%
67.5%
25%
12
Saya merasa peran internet sangat membantu dalam menunjang proses belajar
0%
77.5%
22.5%
13
Dengan adanya e-learning saya merasa lebih mudah mendapatkan materi yang akan diajarkan oleh guru
12.5%
72.5%
15%
14
Menurut saya internet itu sangat dibutuhkan dalam dunia pendidikan
2.5%
67.5%
30%
15
Saya sering mengakses internet untuk mencari apa saja hal-hal yang berhubungan dengan dunia pendidikan
0%
70%
30%
16
Menurut saya internet memiliki lebih banyak sisi positif untuk pembelajaran
7.5%
57.5%
35%
17
Saya kurang mahir menggunakan internet
80%
20%
0%
18
Saya sudah mahir dalam menggunakan internet
17.5%
82.5%
0%
19
Saya selalu mengikuti perkembangan teknologi internet
2.5%
72.5%
22.55
20
Saya mengalami kesulitan dalam penggunaan proyektor jika presentasi
92.5%
7.5%
0%
21
Saya selalu menggunakan internet dalam mengerjakan tugas-tugas saya
22.5%
52.5%
25%
22
Disekolah saya telah menerapkan penggunaan e-learning
25%
40%
35%
23
Saya tidak merasa takut dengan perkembangan teknologi
7.5%
47.5%
45.%
24
Saya merasa teknologi harus terus berkembang
0%
57.5%
42.5%


Jadi hasil dari survey ketika telah kami hitung persentasenya dan setelah dilakukan kuisioner dengan anak SMA adalah sebagai berikut:
-    Teknologi pada zaman sekarang sudah sangat berkembang dan siswa-siswi setuju bahwa teknologi memegang peranan penting di dalam dunia pendidikan
-    Mayoritas subjek tidak merasa bahwa mereka adalah muda mudi yang gaptek
-    Dengan adanya internet, para siswa akan lebih semangat dalam mengerjakan PR. Akan tetapi, dari survey yang dilakukan, mereka jarang membuka situs pendidikan ketika mereka sedang mempunyai waktu senggang. Mereka dapat menghabiskan waktu berjam-jam di internet, namun dengan membuka berbagai situs jejaring sosial juga
-    Mereka sebagai siswa yang tidak gaptek merasa tidak begitu takut dengan perkembangan teknologi sekarang ini.
-    Mereka merasa beruntung dan berharap teknologi dapat berkembang seiring dengan berjalannya waktu dan juga perkembangan di bidang pendidikan akan meningkat
-    Murid-murid yang mempunyai Over Head Projector (OVP) di dalam kelasnya merasa beruntung karena proyektor banyak membantu proses belajar mengajar
-    Mereka mengakui bahwa dengan adanya proyektor, murid akan lebih mudah menyerap pelajaran dan guru juga otomatis akan lebih mudah dalam menyampaikan materi.
-    Mereka mengharapkan adanya terobosan baru yang tak kalah bergunanya dari proyektor yang dapat mendukung proses belajar mengajar
-    Bagi kelas di SMA Negeri 3 Medan yang tidak memiliki proyektor akan diperbolehkan untuk berkunjung ke Ruang Prasarana yang menyediakan fasilitas proyektor bagi guru dan siswa dimana ruang tersebut terbuka bagi kelas manapun, selain kelas yang sudah memiliki proyektor tersendiri.
-    Sebagai tambahan, SMA Negeri 3 Medan memiliki portal e-learning yang menyajikan informasi tentang kegiatan pembelajaran secara digital untuk mempermudah siswa dalam pembelajaran

3.1 Evaluasi
Proyek mini kami sempat tertunda dalam pelaksanaannya ke SMA Negeri 3 Medan. Hal ini dikarenakan pada saat kami ingin melakukan observasi, siswa kelas 12 sedang melaksanakan USBN jadi kami tidak diizinkan untuk melakukan observasi ini. Setelah kita diperbolehkan masuk, segala sesuatu juga berjalan sesuai dengan jadwal.

3.2 Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil observasi yang kami lakukan adalah bahwa teknologi memang memegang peranan penting di dalam dunia pendidikan. Peranan penting tersebut adalah membantu mempermudah proses pembelajaran disekolah. Contoh yang kami gunakan adalah e-learning, internet dan proyektor. Ketiga teknologi ini memang berbeda aplikasinya. Namun, ketiganya dapat digunakan untuk menyokong dan memajukan dunia pendidikan. Dengan adanya teknologi, proses belajar mengajar pun akan lebih mudah. Proyektor contohnya, mempermudah guru dan juga murid. E-learning juga membantu tetapi ada dampak negatifnya, yaitu jika siswa tidak tatap muka dengan guru maka kurang efektif juga.
Teknologi memang sudah berkembang pesat sampai saat sekarang ini. Teknologi sebagai Media Pembelajaran siswa merupakan terobosan yang dapat dibilang baru karena penerapannya baru diterapkan beberapa dekade terakhir. Kita juga perlu memerhatikan perkembangan Teknologi Informasi pun juga tak luput kita tidak meninggalkan etika-etika tradisional terhadap siswa-siswi. Karena ini merupakan hal yang sangat penting. Jika tidak ada yg memerhatikan, mengawasi dan membimbing siswa-siswi yang menggunakan Teknologi Informasi hal ini bisa menjadi dampak yang buruk, dan siswa-siswi bisa terjerumus kedalam hal yang tidak baik. Teknologi kedepannya diharapkan untuk dapat berkembang lebih jauh lagi dan menghasilkan hasil yang bahkan jauh lebih efektif lagi.

3.3 Testimonial

Fazila Humayra (16-162)
Saya merasa senang dapat diberi kesempatan untuk terjun langsung ke lapangan sebagai seorang observator. walaupun awalnya saya merasa takut, tetapi karena saya bersama teman-teman saya merasa berani dan puji syukur lancar sampai akhir. tugas kali ini sangat memberikan banyak manfaat kepada saya dan saya harap hasil pelaporan kami dapat berguna bagi banyak orang

Myra Yuliza Rahma (16-163)
Ini pertama kalinya saya melakukan observasi kepada siswa-siswi di sekolah. Saya merasa senang melaksanakan tugas observasi ini  karena menapat kesempatan untuk terjun langsung ke lapangan. Saya juga merasa tugas ini telah menambah pengalaman saya, dan juga dapat mengetahui tentang peran teknologi pada zaman modern ini, dan mengetahui bagaimana sebenarnya pandangan siswa-siswi pada zaman modern ini.

Megawati (16-179)
Saya merasa tugas pendidikan ini membantu saya lebih berani dalam berbicara di depan umum dan cukup bermanfaat dalam pengalaman baru saya.  Tetapi dalam tugas ini ada beberapa kesulitan yang dihadapi, namun disitulah saya melatih kesabaran dan keberanian dapat lebih baik lagi berkomunikasi antar kelompok.

muthahharah 16-199
pada saat saya melakukan tugas observasi ini saya merasa cukup memberi kan pengalaman bagi saya krna mengharus kan saya berinteraksi langsung dgn org luar tugas ini juga melatih cara saya berkomunikasi dgn org lain tata bahasa saya serta meningkatkam keberanian saya untuk berbicara didepan umum

Shania Ulimaz Yasmin (16-203)
Dalam tugas pendidikan ini saya berpikir tugas ini akan sulit untuk dikerjakan tetapi ternyata tidak seperti apa yang saya pikirkan. Walaupun ada kendala dalam menentukan hari apa kita akan melakukan observasi, tetapi kita dapat melakukannya juga setelah menyepakati harinya. Dan juga dgm adanya tugas ini dapat membuat saya lebih berani dan menambah pengalaman saya.

Deau Fitri Aini (16-206)
Pada tugas pendidikan kali ini saya merasa tertantang, awalnya sih berfikir bakalan berat ngerjakan.Ternyata tidak seperti yang saya bayangkan, gak terlalu sulit, hanya butuh keberanian dan kesabaran

Amanda Aprilitta Ginting (16-207)
Saya merasa dengan ada nya tugas observasi ini menambahkan pengalaman untuk saya dan kelompok, sekaligus dapat melatih dan meningkatkan keberanian saya untuk berbicara di depan umum.

Amelia reisha (16-218)
Saya merasa tugas pendidikan ini cukup menambah keberanian saya untuk berbicara dan menghadapi sesuatu hal yang baru, dan sangat menambah pengalaman saya. Tetapi dalam tugas ini ada beberapa kesulitan yang dihadapi, namun disitulah saya melatih kesabaran dan dapat lebih baik lagi berkomunikasi antar kelompok.


3.4 Dokumentasi




3.5 Referensi

Santrock, John W. (2004). Psikologi Pendidikan, Edisi Kedua. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.